Get me outta here!

Rabu, 11 Mei 2022

Mengapa Islam Mewajibkan Hijab Bagi Muslimah?

Hijab adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang secara bahasa berarti penutup atau menutupi. Dalam Islam, hijab itu wajib atas semua muslimah yang sudah baligh dan berakal. 

Ayat Alquran yang menjelaskan tentang perintah untuk memakai hijab salah satunya di dalam QS. Al-Ahzab ayat 59, yang artinya:

“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab:59)

Allah mewajibkan para muslimah untuk berhijab bukan tanpa tujuan. Ada banyak keutamaan dalam berhijab yang seharusnya perlu diketahui oleh para muslimah supaya menguatkan tekad dan niat dalam berhijab untuk mematuhi perintah Allah dan mengharap rida-Nya. Berikut beberapa keutamaan hijab:

1. Simbol ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Hijab merupakan perintah langsung dari Allah swt melalui firman-firman-Nya kepada sang Nabi. Wajib hukmnya bagi para muslimah yang sudah baligh dan berakal untuk mengenakan hijab sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah dan rasul-Nya. 

2. Menjaga kehormatan dan kesucian diri.

Wanita pada kaum terdahulu tidak memiliki aturan untuk menutupi keindahan tubuhnya. Akibatnya seks bebas tidak menjadi hal yang tabu. Bahkan wanita tidak lebih hanya sebagai pemuas nafsu laki-laki. Kemudian Islam datang dengan perintah menutup aurat. Karena Islam ingin melindungi kaum wanita, menjaga kesucian dan kehormatan dirinya supaya jauh dari tindakan yang tak pantas.

3. Hijab sebagai pelindung.

Dalam sebuah hadits disebutkan Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja di antara wanita yang menanggalkan pakaiannya selain di rumahnya, maka Allah telah mengoyak perlindungan-Nya terhadap dirinya.” (HR. Ibnu Syaiban, ath-Thabrani dan al-Baihaqi)

4. Bidadari surga.

Allah swt berfirman dalam surat Ar-Rahman ayat 56:

“Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangan, mereka tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya.”

Semua wanita pasti menginkan untuk menjadi bidadari surga. Para bidadari surga adalah wanita yang mulia. Tentunya sebagai seorang wanita muslimah harus terus berusaha membenahi diri untuk bisa menjadi bidadari surga kelak, salah satunya dengan berhijab sebagai salah satu bentuk ketaatan kepada perintah Allah swt.

Semoga setelah membaca dan mengetahui beberapa keutamaan hijab dapat memantapkan hati para wanita muslimah untuk memakai dan menyempurnakan hijabnya.




Sumber : Buku “Tentang Muslimah” karya Balqis Aziziy

Kamis, 23 April 2020

7 Amalan Penting Persiapan Ramadhan


Minggu, 22 Maret 2020

Peristiwa Isra'j Mi'raj


Kamis, 16 Januari 2020

3 Rahasia Surat Al-Kahfi

 

Surat Al Kahfi (110 ayat, Makkiyah) adalah surat mulia yang Rasulullah ﷺ menganjurkan kita untuk membacanya setiap hari Jumat.

Para shahabat Rasulullah pun seperti diriwayatkan Abi Said Al Khudri dan Abdullah bin 'Umar, membiasakan membaca Al Kahfi setiap hari Jumat. Diriwayatkan oleh Al Hakim dan Baihaqi, Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa membaca Al Kahfi pada hari Jum'at, Allah akan memberinya cahaya sampai Jum'at berikutnya."
.
1. Makna "Al Kahfi"

Al Kahfi artinya "Goa" yakni tempat berlindung dari sinar matahari dan gangguan binatang buas. Para Ulama menelisik hikmah dari sebab dinamakan dengan Al Kahfi, diantaranya; surat ini melindungi pembacanya dari 4 fitnah/ujian yang dijabarkan di bentangan ayat-ayatnya.

Pertama, ujian keimanan (kisah pemuda penghuni goa) lalu ujian harta (kisah pemilik kebun) ketiga, ujian ilmu (kisah Musa bertemu Khidir) dan keempat, ujian kekuasaan (kisah Dzulqarnain) yang kesemuanya ada dalam kandungan Al Kahfi.

2. Apa Hikmah Disunnahkan Membaca Al Kahfi di Hari Jumat?

Hari Jum'at dalam banyak riwayat, adalah hari dimana akan terjadi Kiamat Kubra. Surat Al Kahfi sendiri juga mengisahkan tanda-tanda Kiamat seperti runtuhnya dinding yang menahan Yajuj dan Ma'juj. Dalam Al Kahfi inilah, Allah memberi kita sinyal untuk selalu siaga dan bersiap untuk terus berlindung dari fitnah terbesar sebelum tiba Kiamat; sang Dajjal.

3. Apa Hubungan Antara Al Kahfi dan Selamatnya Kita dari Fitnah Dajjal?

Qadhi Iyadh, Imam Al Qurthubi dan Imam Al Minawi menyimpulkan; siapa saja yang memahami makna ayat-ayat Al Kahfi, akan dapat menemukan cara untuk selamat dari fitnah Dajjal. Allah ﷻ juga secara khusus memberikan perlindungan-Nya pada kaum beriman yang membaca dan menghafalkan surat Al Kahfi dari fitnah paling kelam sepanjang sejarah manusia; Dajjal.

Di surat ini pulalah, terdapat 4 ujian yang dengannya Dajjal akan banyak menyesatkan manusia; fitnah keimanan, harta, ilmu dan kekuasaan. Keempatnya dirangkum secara terang dalam Al Kahfi.
.
Referensi :
1. Tafsir Ibnu Katsir
2. Tafsir Ath Thabari
3. Asyrath As Sa'ah
Sumber: gen.saladin on ig

Rabu, 11 Desember 2019

Larangan Berkata Kasar dan Kotor

Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunannya, dimana Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

‎مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ

"Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu'min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar."

(Hadits Riwayat At Tirmidzi nomor 2002, hadits ini hasan shahih, lafazh ini milik At Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahadits Ash Shahihah no 876)

⇒ Dalam hadits ini kita perhatikan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam mengkaitkan antara akhlaq yang mulia dengan lisan yang kotor. Seakan-akan bahwasanya kalau anda ingin menjadi orang yang berakhlaq yang mulia jangan memiliki lisan yang kotor.

Oleh karenanya diantara barometer yang paling kuat untuk menilai seorang itu akhlaqnya mulia atau tidak adalah dengan melihat lisannya, karena lisan itu ungkapan hati.

Sehingga bisa diketahui bagaimana hatinya, kesombongannya atau tawadhu'nya,

Husnuzhan atau su'uzhan semua bisa terlihat dari lisan, terlihat dari ungkapan-ungkapan lisannya yaitu bisa mengambarkan dari isi hatinya.

Maka benar jika demikian, standard atau barometer untuk menilai akhlaq seorang buruk dengan kita lihat lisannya.

Karenanya dalam hadits yang lain dalam Shahih Muslim, Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

‎إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ وَدَعَهُ أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ

"Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya pada hari kiamat disisi Allah adalah orang yang ditinggalkan oleh masyarakat."

(Hadits Riwayat Muslim nomor 2591)

Sumber:http://atturots.or.id/berita-larangan-berkata-kasar-dan-kotor.html#ixzz67ghPOrcE

Jumat, 22 November 2019

2 Tanda Manusia yang Harus Dijadikan Sahabat

Dijaman yang semakin modern dan maju tampaknya sulit untuk menemukan orang-orang yang berpegang teguh sebagaimana yang dilalukan oleh orang-orang dahulu. Kemajuan teknologi dan berkembangnya ilmu pengetahuan terkadang harus dibayar mahal dengan menumbalkan norma dan tata nilai etis yang tidak tertulis di masyarakat. Akibatnya, sangat sulit menemukan sahabat dan kawan yang mampu menunjukkan dan mengawani kita menempuh jalan Tuhan.

Dalam kitabnya al-Hikam, Syeikh Ibn Atha’illah sudah mewanti-wanti agar kita benar-benar seksama dalam memilih kawan. Menurut Syeikh Ibn Atha’illah, ada dua tanda yang bisa kita gunakan untuk memantapkan pilihan hendak bersahabat dengan orang lain. Beliau berkata:

لَا تَصْحَبْ مَنْ لَا يُنْهِضُكِ حَالُهُ وَلَا يَدُلُّكَ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ

“Janganlah kamu berkawan dengan orang yang tindak-tanduknya tidak mampu membangkitkan kamu [untuk dekat dengan Allah SWT] dan ucapannya tidak mampu menunjukkan kamu kepada Allah SWT.”

Kalam Syeikh Ibn Atha’illah ini bisa kita jadikan pegangan. Setidaknya ada dua tanda orang yang harus kita jadikan sahabat dan teman;

Pertama, orang yang tidak-tanduknya, gerak-geriknya dan segala kondisinya mampu memotivasi kita untuk lebih dekat dengan Allah SWT. Ada orang yang ketika kita lihat dan kita dekat di sampingnya mampu melahirkan semacam aura positif bagi diri kita yang kemudian mendorong untuk melakukan hal-hal yang baik. Sebaliknya, ada juga orang yang hanya memancarkan aur negatif, sehingga kita pun terpapar dampaknya dan terdorong untuk melakukan hal-hal yang sia-sia, bahkan dilarang.

Kedua, orang yang perkataannya selalu menunjukkan kita kepada jalan Allah SWT. Orang yang perkataannya selalu mengandung pelajaran adalah orang yang bisa menjaga lisannya dari berkata hal yang sia-siap dan dilarang. Kata-katanya mengena dan mampu merubah kita. Setiap perkataan yang mampu menembus sanubari dan membawa perubahan pastinya adalah perkataan yang lahir bukan hanya dari mulut, tapi dari hati dan pembuktian si pengucap akan kata-kata yang dikeluarkannya.

Inilah dua tanda yang harus kamu jadikan pegangan ketika memilih sahabat dan teman. Dengan begitu, pertemanan dan persahabatan yang dijalin akan selalu melahirkan kebaikan dan menjadi wasilah untuk lebih dekat dengan Allah SWT.

Sumber:https://harakahislamiyah.com/nasihat/dua-tanda-manusia-yang-harus-kamu-jadikan-sahabat

Minggu, 03 November 2019

Hukum Memotong Kuku saat Haid

Imam Asy-Syarwani berkata dalam Hasyiyah kitabTuhfatul Muhtaj,"Disunnahkan bagi orang yang berjunub untuk menunda mengambil anggota badannya (seperti memotong rambut dan kuku) sampai ia bersuci. Namun bagi wanita haid apabila ia tidak sabar menunggu waktu selesainya masa haid karena tidak teraturnya masa bersuci maka diperbolehkan untuk memotongnya, sebaliknya jika ia masih bisa menahan maka tetap disunnahkan untuk tidak memotongnya." (azki tazkiyah).

Namun bagi wanita haid apabilla ia tidak sabar untuk menunggu waktu selesainy masa haid karena tidak teraturnya masa bersuci maka diperbolehkan untuk memotongnya, sebaliknya jika ia masih bisa menahan maka disunnahkan untuk tidak memotongnya.

Jadi tidak ada larangan syar'i bagi orang yang junub maupun wanita haid dan nifas untuk memotong rambut,kuku,dan sebagainya,terlebih jika ia tidak dapat menahan untuk melalukannya sampai akhir masa junub atau haidnya.

Sumber:www.harakahislamiyah.com Hukum memotong kuku saat haid